Jumat, 02 Januari 2015

Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam

بسم الله الرحمن الرحيم 

مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ

Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam

 

          Segala puji hanya bagi Allah Rabb alam semesta. Alhamdulillaah kita bersyukur hanya kepada Allah yang telah mengkaruniai kita berbagai kenikmatan luar biasa dan nikmat-nikmat itu tidak bisa kita hitung satu per satu jumlahnya. Kita sangat bersyukur karena kita terlahir di dunia ini dalam keadaan fitrah Islam, kita memeluk agama yang mutlak kebenarannya di sisi Allah 'Azza wa Jalla yaitu Diinul Islaam atau Agama Islam. Alhamdulillaah. Shalawat serta salam juga tidak lupa penulis haturkan kepada baginda kita, Nabi akhir zaman kita, Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam Tercinta karena beliau telah menunjukkan, mengantarkan, dan menyelamatkan Umat Islam dari masa jahiliah menuju ke masa Islamiah yang terang benderang atas petunjuk Allah Ta'ala dan nikmat tersebut masih dapat kita rasakan hingga pada zaman kita saat ini. Alhamdulillaah.

 

          Pada kesempatan yang sangat baik ini yang sebenarnya juga bertepatan pada tanggal 12 Rabi'ul Awal 1436 H, penulis memiliki niat untuk membuat tulisan spesial tentang Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam yang penulis dasarkan pada buku-buku sejarah Islam yang penulis miliki. Pada kesempatan ini penulis hanya akan menyampaikan secara ringkas saja berkenaan dengan kehidupan Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam untuk lebih membuka wawasan pengetahuan kita tentang sejarah mulia beliau. 

 

          Sekitar tahun 570-571 M, seorang bayi keturunan Quraisy lahir di Mekah. Hingga saat ini tidak diketahui secara pasti berkaitan dengan apa nama yang diberikan oleh ibunya saat bayi itu dilahirkan. Bangsa Quraisy memberinya julukan al-Amiin الأَمِيْنْ yang artinya 'yang terpercaya'. -- sebuah gelar yang cukup terhormat. Al-Qur'an menyebutkan nama Muhammad secara jelas di dalam beberapa surah di antaranya surah Ali Imran ayat ke- 144, surah Al- Ahzab ayat ke- 40, surah Al-Fath ayat ke-29, dan surah Muhammad ayat ke-2. Nama seterusnya yang ia sandang adalah Muhammad (yang terpuji). Ayah bayi itu, 'Abdullah, meninggal saat ia masih dalam kandungan. Saat setelah dilahirkan, kemudian diserahkan kepada ibu pengasuh, Halimah Sa'diyyah. Dalam asuhannyalah Muhammad dibesarkan sampai usia empat tahun. Setelah itu, kurang lebih dua tahun dia berada dalam asuhan ibu kandungnya. Ketika berusia enam tahun, ibunya meninggal. Seakan-akan Allah ingin melaksanakan sendiri pendidikan Muhammad, orang yang dipersiapkan untuk membawa risalah-Nya yang terakhir. 

 

          Setelah ibunya Muhammad, Aminah meninggal, 'Abdul Muthalib kakeknya mengambil alih tanggung jawab merawat dan mengasuh Muhammad. Namun, dua tahun kemudian 'Abdul Muthalib meninggal karena renta. Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada pamannya, Abu Thalib. Dalam usianya yang masih muda, Muhammad hidup sebagai penggembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Mekah. Diriwayatkan bahwa ketika berusia dua belas tahun, Muhammad menyertai Abu Thalib, pamannya, dalam sebuah kafilah dagang menuju Suriah (Syam), tempat kemudian ia berjumpa dengan seorang pendeta yang dalam berbagai riwayat disebutkan bernama Bahira atau Buhairah. Pendeta itu kemudian melihat tanda-tanda kenabian pada Muhammad sesuai dengan petunjuk cerita-cerita sebelumnya. 

 

          Pada usia yang kedua puluh lima, Muhammad berangkat ke Syiria (Suriah) membawa barang dagangan saudagar wanita kaya raya yang telah lama menjanda, Khadijah. Dalam perdagangan ini, Muhammad memperoleh laba atau keuntungan yang cukup besar. Khadijah kemudian melamarnya. Lamaran itu diterima dan perkawinan segera dilaksanakan. Ketika itu Muhammad berusia 25 tahun, sedangkan Khadijah berusia 40 tahun. Dalam perkembangan selanjutnya, Khadijah adalah wanita pertama yang masuk Islam. Perkawinan bahagia dan saling mencintai itu kemudian dikaruniai enam orang anak, dua putra dan empat putri. Mereka adalah: Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah, Ummu Kulsum, dan Fatimah. Dalam sejarah dijelaskan bahwa dua anak laki-laknya meninggal pada saat mereka masih kecil. Nabi Muhammad tidak kawin lagi sampai Khadijah meninggal ketika Muhammad berusia 50 tahun.  

 

          Peristiwa penting yang memperlihatkan kebijaksanaan Muhammad  terjadi pada saat ia berusia 35 tahun. Pada waktu itu bangunan Ka'bah rusak berat. Perbaikan bangunan Ka'bah itu dilakukan secara gotong royong. Para penduduk Mekah membantu pekerjaan itu dengan sukarela. Tetapi pada saat pekerjaan akan selesai, ketika pekerjaan tinggal mengangkat dan meletakkan batu hajar aswad di tempatnya semula, sempat timbul perselisihan di antara mereka. Setiap suku merasa berhak melakukan tugas terakhir dan terhormat tersebut yaitu mengangkat dan meletakkan batu hajar aswad. Perselisihan itu semakin tegang dan memanas hingga pada akhirnya para pemimpin Quraisy sepakat untuk mamutuskan bahwa orang yang pertama masuk ke Ka'bah melalui pintu Shafa, akan dijadikan hakim untuk memutuskan perkara ini. Ternyata orang yang pertama masuk ke Ka'bah itu melalui pintu Shafa adalah Muhammad. Ia pun dipercaya menjadi hakim. Ia lantas membentangkan kain dan meletakkan hajar aswad di tengah-tengah, lalu meminta seluruh kepala suku memegang tepi kain itu dan mengangkatnya bersama-sama. Setelah sampai pada ketinggian tertentu kemudian Muhammad meletakkan batu itu pada tempat semula. Dengan demikian, perselisihan yang tadinya sempat terjadi dapat diselesaikan dengan bijaksana dan semua kepala suku merasa puas dengan cara penyelesaian seperti itu. 

 

          Menjelang usianya yang keempat puluh tahun, Muhammad sudah terbiasa memisahkan diri dari kegalauan masyarakat, dan ia pun berkontemplasi ke gua Hira yang berjarak beberapa kilometer di sebelah utara Mekah. Di sana mula-mula Muhammad berjam-jam kemudian berhari-hari bertafakkur. Tepatnya pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, Malaikat Jibril muncul di hadapannya, kemudian menyampaikan wahyu Allah yang pertama kepadanya. Wahyu tersebut adalah surah Al-'Alaq ayat ke-1 hingga ayat ke-5. Dengan turunnya wahyu pertama itu, berarti Muhammad telah dipilih Allah sebagai nabi. ~ Subhaanallaah ~

 

*Sumber Referensi:

Buku History of the Arabs, karya Philip K. Hitti

Al-Qur'anul Kariim

Buku Sejarah Peradaban Islam (jilid II), karya Dr. Badri Yatim, M.A. 

 

~ Semoga Bermanfaat ~