Senin, 12 Desember 2016
Sabtu, 12 November 2016
UNTUKMU IBU
بسم الله الرحمن الرحيم
UNTUKMU IBU
Ditulis oleh: Manhajuddin Z.
Tulisanku untuk Ibu
Ibu... kau lah surga yang tergelar lembut bagiku.
Kepadamu, ku berbagi bahagia. Kepadamu juga, kuberbagi cerita.
Kepadamu, ku berbagi bahagia. Kepadamu juga, kuberbagi cerita.
Ibu, belaian lembut kasih sayangmu takkan tertandingi.
Dalam tiap do'amu, selalu kau sebut nama anakmu.
Dalam tiap do'amu, selalu kau sebut nama anakmu.
Ibu, kaulah pendamping setiaku, tatkala diri ini sendiri. Wajah
tulusmu, pertanda kasih cintamu untuk anak-anakmu. Keningmu, menandakan
kesungguhan perjuanganmu.
Ibu, kau selalu menyiapkan segala perlu anak-anakmu. Inginmu, melihat sukses anak-anakmu. Harapmu, selalu yang terbaik bagiku.
Ibu, kasih sayang dan pengorbananmu, tak akan pernah hilang dari
memoriku. Jerih payahmu, tak akan terganti oleh apa pun itu.
Keikhlasanmu, akan Allah balas dengan limpahan pahala untukmu.
Ibu, maafkan aku, bila kini, ku belum sepenuhnya membahagiakanmu.
Maafkan aku, bila belum sepenuhnya bisa banyak membantu. Maafkan aku,
bila terkadang diri ini terkalahkan oleh kemauan diri yang tak menjadi
harapmu.
Ibu', do'akan aku selalu, agar kelak cita-citaku juga
segala harapmu bisa terealisasi, agar dunia-akhirat sukses dalam
ridhamu, ridha Rabbku, juga Rabbmu, melalui untaian do'a-do'amu yang kau
panjatkan selalu.
Manhajuddin Zuhudi Al-Baataafy
12 November 2016
#Ibu
Sabtu, 05 November 2016
PERSATUAN UMAT ISLAM INDONESIA
بسم الله الرحمن الرحيم
PERSATUAN UMAT ISLAM INDONESIA
Ditulis oleh: Manhajuddin Z.
Sedikit Berbagi Cerita Seputar Aksi Bela Islam II di Jakarta...
Masjid Istiqlal pada hari Jum'at, 4 Shafar 1438 H / 4 November 2016 M
kemarin benar-benar tidak seperti biasanya. Umat Islam dari berbagai
penjuru daerah mulai berdatangan pada Jum'at dini hari kemudian
melanjutkan Shalat Fajr berjama'ah di Masjid. Pagi harinya bakda Shubuh,
Umat Islam semakin banyak berdatangan hingga menjelang Jum'atan,
jumlahnya pun semakin jauh lebih banyak,
ratusan, bahkan ribuan yang memenuhi halaman dan Masjid Istiqlal. Semua
sudut tempat wudhu dan kamar mandi pun terlihat telah banyak dipenuhi
antrian. Menjelang pelaksanaan shalat Jum'at, Umat Islam telah memenuhi
setiap lantai masjid, dari lantai utama hingga lantai paling atas juga
terisi penuh bahkan hingga sampai membuat shaf-shaf di halaman luar
masjid. Maasyaa Allaah. Benar-benar fenomena yang sangat jarang terjadi. Alhamdulillaah juga, setelah pagi harinya BMKG memprediksi DKI Jakarta pada hari Jum'at akan hujan, ternyata Allah berkehendak lain. Prediksi manusia terkalahkan oleh do'a-do'a dan harapan Umat Islam Indonesia yang sedang ada agenda penting pada hari itu.
Waktu pelaksanaan shalat
Jum'at pun semakin dekat. Diawali dengan beberapa informasi, himbauan,
dan maklumat penting oleh MC, disambung dengan suara beduk tanda telah
masuknya waktu Zhuhur / Jum'at. Mu'adzin bergegas mengumandangkan adzan
pertamanya hingga usai. Jama'ah Jum'at melaksanakan shalat sunnah
qabliyah hingga terdengan pembacaan ayat Al-Qur'an tentang anjuran
shalawat Nabi kemudian khotib berujar salam dan dikumandangkanlah adzan
kedua oleh Mu'adzin yang berbeda. Khotib Jum'at dipimpin oleh al-ustadz
Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA. Beliau menyampaikan ceramahnya
tentang "Keutamaan Syukur" yang menurut saya penyampaian ilmu dan
materinya bagus disertai istilah-istilah bahasa Arab dan tafsir
Al-Qur'an yang disampaikannya dengan seruan semangat. Dalam kurun waktu
kurang lebih sekitar 35 menit, khotib menyudahi ceramahnya di hadapan
ribuan Jama'ah yang memenuhi tiap lantai masjid Istiqlal.
Iqamah
kemudian dikumandangkan oleh Mu'adzin dan shalat Jum'at segera
didirikan. Imam yang memimpin shalat Jum'at di masjid Istiqlal
berdasarkan jadwal adalah al-ustadz al-haafizh Drs. H. Muhasyim Abdul
Majid, MA (beliau sepertinya sedang berhalangan hadir) sehingga
digantikan oleh al-ustadz al-haafizh H. Ahmad Husni Ismail, MA yang
memimpin pelaksanaan shalat Jum'at di masjid Istiqlal. Pada raka'at
pertama, imam melantunkan surah Al-Faatihah dan Al-A'laa dan di raka'at
kedua, imam melantunkan surah Al-Faatihah dan surah Al-Ghaasyiyah dengan
lantunan sangat merdu emosional menyentuh hati.
Seusai
dilaksanakannya shalat Jum'at, dilanjutkan dengan shalat Jama' taqdim
qashar 'Ashar dua raka'at bagi jama'ah musaafir. Bagi jama'ah muqiimiin
tetap duduk berdzikir dan berdo'a masing-masing. Setelah selesai shalat,
kemudian imam melanjutkan shalat ghaa'ib bersama jama'ah baru setelah
itu dilanjutkan dengan do'a bersama dan ada beberapa jama'ah yang
mendirikan shalat sunnah bakdiyah Jum'at.
Hari Jum'at, tepatnya pada tanggal 4 Shafar 1438 H / 4 November 2016 M
adalah menjadi hari yang sangat luar biasa bagi Umat Islam Indonesia.
Siang itu, seusai Jum'atan, Umat Islam yang berada di Masjid Istiqlal
mendapatkan 'briefing' dan beberapa himbauan penting sebelum aksi demo
digerakkan. Di antara himbauan yang saya dengar di antaranya himbauan
agar kita berdemo secara rapi dan tertib, mau mengikuti komando (dari
para tokoh Ulama'), kami dihimbau untuk tetap menunjukkan dan
membuktikan bahwa Islam dan kita sebagai Umat Islam adalah umat yang
cinta kebersihan, himbauan untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan dan
tidak merusak fasilitas umum, serta himbauan untuk tidak mudah
terprovokasi dengan keadaan selama demo.
Tidak lama setelah beberapa himbauan disampaikan, kemudian al-ustadz KH. Arifin Ilham menyampaikan yel-yel Islami kepada kami agar lebih kompak lagi dalam Aksi Bela Islam II. Berikut yel-yel yang sempat saya rekam dan dipimpin langsung oleh al-ustadz KH. Arifin Ilham adalah: "Aksi bela Islam, Aksi bela Islam, Aksi bela Islam, Allah Allahu Akbar!. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allah Allahu Akbar! Al-Qur'an imam kami, Al-Qur'an pedoman kami, Al-Qur'an petunjuk kami, Al-Qur'an satukan kami. Aksi bela Islam, Allah Allahu Akbar!. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allah Allahu Akbar! Al-Qur'an imam kami, Al-Qur'an pedoman kami, Al-Qur'an petunjuk kami, Al-Qur'an satukan kami. Aksi bela Islam, Allah Allahu Akbar!. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allah Allahu Akbar!.
Komandan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MU (GNPF-MUI) adalah al-ustadz KH. Bachtiar Nasir. Beliau-lah yang memimpin jalannya gerakan ini. Setelah 'briefing' selesai. Umat Islam kemudian bersiap-siap untuk turun keluar masjid Istiqlal bersama-sama, beramai-ramai, ada juga yang memanfaatkan waktu antri turun tangga dengan makan siang terlebih dahulu, ada juga beberapa yang kumpul terlebih dahulu dengan rombongannya masing-masing di lantai utama masjid. Subhaanallaah ~
Hari tersebut benar-benar menjadi hari Jum'at yang sangat luar biasa dahsyat. Ulama'-ulama', Kiai-kiai, ustadz-ustadz, santri-santri, tokoh-tokoh masyarakat dari berbagai penjuru daerah, dari berbagai Pondok Pesantren dan Majelis Ilmu, dari banyak luar kota dan bahkan dari luar pulau Jawa termasuk hadir di antaranya Wakil Ketua DPR, bapak Fadli Zon, dan hadir juga gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) yang diiringi dengan seruan Takbir yang menggema masjid. Maasyaa Allaah ~
Siang itu, kami beramai-ramai secara tertib keluar masjid Istiqlal dan turun memenuhi ruas-ruas jalan raya di sekitar masjid menuju ke arah Istana Merdeka yang kebetulan lokasinya tidak begitu jauh dari Masjid Istiqlal. Di tengah-tengah aksi demo yang sedang berlangsung, Alhamdulillaah. Allah pertemukan saya dengan sahabat saya, teman satu Pondok Al Mukmin seangkatan, seperjuangan yang juga ikut berdemo bersama rombongan dari Magelang (Jawa Tengah); Qomaruz Zaman, suami dari Amalia Sabila Zaman yang juga teman satu angkatan di Pondok. Sebelumnya juga di dekat pintu keluar masjid Al-Fattaah, saya sempat menyapa dan ngobrol sebentar dengan alumni yang baru saja lulus dari Pondok, namanya Humam Fikri yang datang bersama temannya. Siang itu juga saya sempat melihat rombongan dari Papua yang banyak di antaranya kalangan ikhwan dan akhwatnya, ada juga rombongan dari Madura. Maasyaa Allaah ~ Begitu dahsyat dan luar biasanya Agenda persatuan Umat Islam pada hari itu (Jum'at, 4 Shafar 1438 H / 4 November 2016 M).
Sekitar jam 14:54 WIB, adzan 'Ashar dikumandangkan dan kami masih dalam suasana berdemo di jalan raya. sebagian besar jama'ah dari luar daerah (Musaafiriin) yang sudah menjamak shalatnya tetap melanjutkan demonya dan sebagian besar dari kami (Muqiimiin) berbalik arah bergegas ke Masjid Istiqlal lagi untuk mendirikan kewajiban kami yaitu shalat 'Ashar berjama'ah. Alhamdulillaah, seusai kami shalat 'Ashar, banyak yang berlama-lama dalam dzikir dan do'anya, banyak juga yang membaca Al-Qur'an, sebagian ada juga yang rehat dan tidur di dalam dan luar ruang masjid.
Waktu terus berjalan, sore pun mulai datang menghampiri kami. Kami harus bergegas lagi untuk turun ke jalan raya bersama-sama untuk melanjutkan aksi kami dalam membela Agama tercinta ini juga pembelaan kami terhadap Al-Qur'an tercinta kami. Bakda 'Ashar, kami beramai-ramai berjalan kaki menuju ke titik kumpul; istana merdeka yang berdekatan dengan Monumen Nasional (Monas). Di sanalah tempat sentral berkumpulnya Umat Islam, tempat orasi Ulama'-ulama', Kiai-kiai, Ustadz-ustadz, dan juga tokoh-tokoh masyarakat yang berada di atas panggung persis di depan istana merdeka dengan dijaga ketat oleh para petugas keamanan. Waktu semakin sore dan masih banyak rombongan Umat Islam yang terus berdatangan ke titik sentral di dekat istana. Gemuruh Takbir dan Shalawat mengiringi. Kalimat-kalimat "Adili", "Tangkap", "Turunkan" juga kerap kali terdengar. Suasanya sore itu Alhamdulillaah masih dalam kondisi tenang, tertib, aman, dan kondusif. Ketika jam menunjukkan sekitar jam 5 lewat hingga menjelang waktu Maghrib, banyak dari kami yang berjalan berbalik arah ke Masjid Istiqlal untuk persiapan mendirikan shalat Maghrib berjama'ah dan sebagian besar masih berada di titik kumpul di dekat istana dan sekalian mendirikan shalat Maghrib di jalan raya secara berjama'ah. ~ Allaahu Akbar!
Demikian yang dapat saya bagikan sedikit cerita Umat tercinta ini. Semoga bermanfaat dan ada hasilnya. Allaahumma Aamiin.
Tidak lama setelah beberapa himbauan disampaikan, kemudian al-ustadz KH. Arifin Ilham menyampaikan yel-yel Islami kepada kami agar lebih kompak lagi dalam Aksi Bela Islam II. Berikut yel-yel yang sempat saya rekam dan dipimpin langsung oleh al-ustadz KH. Arifin Ilham adalah: "Aksi bela Islam, Aksi bela Islam, Aksi bela Islam, Allah Allahu Akbar!. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allah Allahu Akbar! Al-Qur'an imam kami, Al-Qur'an pedoman kami, Al-Qur'an petunjuk kami, Al-Qur'an satukan kami. Aksi bela Islam, Allah Allahu Akbar!. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allah Allahu Akbar! Al-Qur'an imam kami, Al-Qur'an pedoman kami, Al-Qur'an petunjuk kami, Al-Qur'an satukan kami. Aksi bela Islam, Allah Allahu Akbar!. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allah Allahu Akbar!.
Komandan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MU (GNPF-MUI) adalah al-ustadz KH. Bachtiar Nasir. Beliau-lah yang memimpin jalannya gerakan ini. Setelah 'briefing' selesai. Umat Islam kemudian bersiap-siap untuk turun keluar masjid Istiqlal bersama-sama, beramai-ramai, ada juga yang memanfaatkan waktu antri turun tangga dengan makan siang terlebih dahulu, ada juga beberapa yang kumpul terlebih dahulu dengan rombongannya masing-masing di lantai utama masjid. Subhaanallaah ~
Hari tersebut benar-benar menjadi hari Jum'at yang sangat luar biasa dahsyat. Ulama'-ulama', Kiai-kiai, ustadz-ustadz, santri-santri, tokoh-tokoh masyarakat dari berbagai penjuru daerah, dari berbagai Pondok Pesantren dan Majelis Ilmu, dari banyak luar kota dan bahkan dari luar pulau Jawa termasuk hadir di antaranya Wakil Ketua DPR, bapak Fadli Zon, dan hadir juga gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) yang diiringi dengan seruan Takbir yang menggema masjid. Maasyaa Allaah ~
Siang itu, kami beramai-ramai secara tertib keluar masjid Istiqlal dan turun memenuhi ruas-ruas jalan raya di sekitar masjid menuju ke arah Istana Merdeka yang kebetulan lokasinya tidak begitu jauh dari Masjid Istiqlal. Di tengah-tengah aksi demo yang sedang berlangsung, Alhamdulillaah. Allah pertemukan saya dengan sahabat saya, teman satu Pondok Al Mukmin seangkatan, seperjuangan yang juga ikut berdemo bersama rombongan dari Magelang (Jawa Tengah); Qomaruz Zaman, suami dari Amalia Sabila Zaman yang juga teman satu angkatan di Pondok. Sebelumnya juga di dekat pintu keluar masjid Al-Fattaah, saya sempat menyapa dan ngobrol sebentar dengan alumni yang baru saja lulus dari Pondok, namanya Humam Fikri yang datang bersama temannya. Siang itu juga saya sempat melihat rombongan dari Papua yang banyak di antaranya kalangan ikhwan dan akhwatnya, ada juga rombongan dari Madura. Maasyaa Allaah ~ Begitu dahsyat dan luar biasanya Agenda persatuan Umat Islam pada hari itu (Jum'at, 4 Shafar 1438 H / 4 November 2016 M).
Sekitar jam 14:54 WIB, adzan 'Ashar dikumandangkan dan kami masih dalam suasana berdemo di jalan raya. sebagian besar jama'ah dari luar daerah (Musaafiriin) yang sudah menjamak shalatnya tetap melanjutkan demonya dan sebagian besar dari kami (Muqiimiin) berbalik arah bergegas ke Masjid Istiqlal lagi untuk mendirikan kewajiban kami yaitu shalat 'Ashar berjama'ah. Alhamdulillaah, seusai kami shalat 'Ashar, banyak yang berlama-lama dalam dzikir dan do'anya, banyak juga yang membaca Al-Qur'an, sebagian ada juga yang rehat dan tidur di dalam dan luar ruang masjid.
Waktu terus berjalan, sore pun mulai datang menghampiri kami. Kami harus bergegas lagi untuk turun ke jalan raya bersama-sama untuk melanjutkan aksi kami dalam membela Agama tercinta ini juga pembelaan kami terhadap Al-Qur'an tercinta kami. Bakda 'Ashar, kami beramai-ramai berjalan kaki menuju ke titik kumpul; istana merdeka yang berdekatan dengan Monumen Nasional (Monas). Di sanalah tempat sentral berkumpulnya Umat Islam, tempat orasi Ulama'-ulama', Kiai-kiai, Ustadz-ustadz, dan juga tokoh-tokoh masyarakat yang berada di atas panggung persis di depan istana merdeka dengan dijaga ketat oleh para petugas keamanan. Waktu semakin sore dan masih banyak rombongan Umat Islam yang terus berdatangan ke titik sentral di dekat istana. Gemuruh Takbir dan Shalawat mengiringi. Kalimat-kalimat "Adili", "Tangkap", "Turunkan" juga kerap kali terdengar. Suasanya sore itu Alhamdulillaah masih dalam kondisi tenang, tertib, aman, dan kondusif. Ketika jam menunjukkan sekitar jam 5 lewat hingga menjelang waktu Maghrib, banyak dari kami yang berjalan berbalik arah ke Masjid Istiqlal untuk persiapan mendirikan shalat Maghrib berjama'ah dan sebagian besar masih berada di titik kumpul di dekat istana dan sekalian mendirikan shalat Maghrib di jalan raya secara berjama'ah. ~ Allaahu Akbar!
Demikian yang dapat saya bagikan sedikit cerita Umat tercinta ini. Semoga bermanfaat dan ada hasilnya. Allaahumma Aamiin.
*Ditulis di Jakarta, 5 Shafar 1438 H / 5 November 2016 M.
الحمد لله رب العالمين
Kamis, 13 Oktober 2016
AL-QUR'AN ~ TIDAK PERNAH TERBANTAHKAN.
بسم الله الرحمن الرحيم
AL-QUR'AN, TIDAK PERNAH TERBANTAHKAN.
Ditulis oleh: Manhajuddin Z.
Bila yang berbicara Al-Qur'an, maka sampai kapan pun tidak akan pernah ada yang bisa membantahnya, karena Al-Qur'an itu 'Kalaamullaah' (Perkataan, Lafazh, dan Firman Allah 'Azza wa Jalla).
Bila berani membantah Al-Qur'an, maka dia telah berani membantah Allah dan perintah-Nya.
Bila berani membantah Al-Qur'an, maka dia telah kehilangan akal sehatnya.
Bila berani membantah Al-Qur'an, maka dia telah berada dalam kesesatan.
Bila berani membantah Al-Qur'an, maka dia telah menodai agama Islam.
Bila berani membantah Al-Qur'an, maka dia telah berlaku fasik bahkan kufur.
Bila berani membantah Al-Qur'an, maka dia dipertanyakan imannya.
Bila berani membantah Al-Qur'an, maka runtuhlah rukun imannya.
Bila berani membantah Al-Qur'an, maka Al-Qur'an tidak akan menjadi syafa'at baginya.
Bila berani membantah Al-Qur'an, maka dia telah mendustakan agama.
Sungguh, Al-Qur'an akan senantiasa terjaga keaslian dan kemurnian dzatnya hingga hari Kiamat. Sungguh, Al-Qur'an sampai kapan pun tidak akan pernah salah, tidak akan pernah musnah, tidak akan pernah terbantahkan oleh siapa pun, sampai akhir kehidupan pun.
Jakarta, 13 Muharram 1438 H
Bila berani membantah Al-Qur'an, maka dia telah kehilangan akal sehatnya.
Bila berani membantah Al-Qur'an, maka dia telah berada dalam kesesatan.
Bila berani membantah Al-Qur'an, maka dia telah menodai agama Islam.
Bila berani membantah Al-Qur'an, maka dia telah berlaku fasik bahkan kufur.
Bila berani membantah Al-Qur'an, maka dia dipertanyakan imannya.
Bila berani membantah Al-Qur'an, maka runtuhlah rukun imannya.
Bila berani membantah Al-Qur'an, maka Al-Qur'an tidak akan menjadi syafa'at baginya.
Bila berani membantah Al-Qur'an, maka dia telah mendustakan agama.
Sungguh, Al-Qur'an akan senantiasa terjaga keaslian dan kemurnian dzatnya hingga hari Kiamat. Sungguh, Al-Qur'an sampai kapan pun tidak akan pernah salah, tidak akan pernah musnah, tidak akan pernah terbantahkan oleh siapa pun, sampai akhir kehidupan pun.
Jakarta, 13 Muharram 1438 H
~ Semoga Bermanfaat ~
Minggu, 02 Oktober 2016
TAHUN BARU HIJRIAH; MOMENTUM TEPAT PERUBAHAN TOTALITAS
بسم الله الرحمن الرحيم
TAHUN BARU HIJRIAH; MOMENTUM TEPAT PERUBAHAN TOTALITAS
*Ditulis oleh: Manhajuddin Z.
✍ Awalnya, saya terinspirasi membuat tulisan ini yang masih di momen tahun baru Islam 1438 Hijriah ini.
Baru saja, kita memasuki tahun baru kita sendiri sebagai umat terbaik;
Umat Islam yang tentu harus bangga dan bersyukur atas nikmat Iman dan
Islam ini. Bersyukur atas nikmat umur panjang yang Allah anugerahkan
pada diri ini. Alhamdulillaah.
'Hijrah', ini mungkin kata yang tepat untuk momentum saat ini. Inilah saatnya kita bertekad melakukan perubahan besar-besaran dalam berbagai aspek kehidupan kita. Ya, di sini saya beri istilah 'Perubahan Totalitas'. Perubahan totalitas di tengah kita memasuki Tahun Baru Islam ini sebenarnya ada sangat banyak hal, namun saya akan uraikan secara sederhana saja.
Perubahan totalitas itu bisa berupa sebagai berikut:
√ Mengubah perilaku dari tidak baik menjadi baik.
√ Mengubah pikiran dari tidak baik menjadi baik.
√ Mengubah perkataan dari tidak baik menjadi baik.
√ Mengubah diri menjadi pribadi yang lebih taat.
√ Mengubah sikap dari arogan menjadi tawadhu' (rendah hati).
√ Mengubah kebiasaan dari jarang-jarang shalat berjama'ah 5 waktu menjadi sering dan lebih istiqomah untuk selalu menjaga shalat 5 waktu berjama'ah.
√ Mengubah kebiasaan dari jarang shalat dhuha menjadi sering shalat dhuha.
√ Mengubah kebiasaan dari jarang shalat tahajjud menjadi sering shalat tahajjud.
√ Mengubah kebiasaan dari malas membaca menjadi gemar dan cinta membaca.
√ Mengubah kebiasaan dari kurang membaca Al-Qur'an menjadi kebiasaan sering membaca Al-Qur'an.
√ Mengubah kebiasaan dari kurang menghafal Al-Qur'an menjadi sering dan gemar menghafal Al-Qur'an.
√ Mengubah prasangka dari tidak baik menjadi prasangka baik.
√ Mengubah kebiasaan dari jarang bersedekah menjadi gemar bersedekah.
√ Mengubah kebiasaan dari kurang berdzikir menjadi lebih banyak berdzikir.
√ Mengubah kebiasaan dari boros menjadi rajin menabung.
√ Mengubah kebiasaan dari meminta menjadi memberi.
√ Mengubah pola makan dari kurang sehat menjadi pola lebih sehat.
√ Mengubah kebiasaan dari jarang olahraga menjadi gemar olahraga.
√ Mengubah kebiasaan dari membuang waktu menjadi lebih memanfaatkan waktu.
√ Dan masih banyak hal lagi yang bisa diperbaiki untuk menjadikan diri ini semakin berkualitas dan bermanfaat. Selamat Tahun Baru Islam 1438 Hijriah.
Semoga tulisan sederhana ini bisa menjadi pemicu semangat bagi diri saya dan juga antum semua untuk berubah menjadi pribadi yang jauh lebih baik. Allaahumma Aamiin.
'Hijrah', ini mungkin kata yang tepat untuk momentum saat ini. Inilah saatnya kita bertekad melakukan perubahan besar-besaran dalam berbagai aspek kehidupan kita. Ya, di sini saya beri istilah 'Perubahan Totalitas'. Perubahan totalitas di tengah kita memasuki Tahun Baru Islam ini sebenarnya ada sangat banyak hal, namun saya akan uraikan secara sederhana saja.
Perubahan totalitas itu bisa berupa sebagai berikut:
√ Mengubah perilaku dari tidak baik menjadi baik.
√ Mengubah pikiran dari tidak baik menjadi baik.
√ Mengubah perkataan dari tidak baik menjadi baik.
√ Mengubah diri menjadi pribadi yang lebih taat.
√ Mengubah sikap dari arogan menjadi tawadhu' (rendah hati).
√ Mengubah kebiasaan dari jarang-jarang shalat berjama'ah 5 waktu menjadi sering dan lebih istiqomah untuk selalu menjaga shalat 5 waktu berjama'ah.
√ Mengubah kebiasaan dari jarang shalat dhuha menjadi sering shalat dhuha.
√ Mengubah kebiasaan dari jarang shalat tahajjud menjadi sering shalat tahajjud.
√ Mengubah kebiasaan dari malas membaca menjadi gemar dan cinta membaca.
√ Mengubah kebiasaan dari kurang membaca Al-Qur'an menjadi kebiasaan sering membaca Al-Qur'an.
√ Mengubah kebiasaan dari kurang menghafal Al-Qur'an menjadi sering dan gemar menghafal Al-Qur'an.
√ Mengubah prasangka dari tidak baik menjadi prasangka baik.
√ Mengubah kebiasaan dari jarang bersedekah menjadi gemar bersedekah.
√ Mengubah kebiasaan dari kurang berdzikir menjadi lebih banyak berdzikir.
√ Mengubah kebiasaan dari boros menjadi rajin menabung.
√ Mengubah kebiasaan dari meminta menjadi memberi.
√ Mengubah pola makan dari kurang sehat menjadi pola lebih sehat.
√ Mengubah kebiasaan dari jarang olahraga menjadi gemar olahraga.
√ Mengubah kebiasaan dari membuang waktu menjadi lebih memanfaatkan waktu.
√ Dan masih banyak hal lagi yang bisa diperbaiki untuk menjadikan diri ini semakin berkualitas dan bermanfaat. Selamat Tahun Baru Islam 1438 Hijriah.
Semoga tulisan sederhana ini bisa menjadi pemicu semangat bagi diri saya dan juga antum semua untuk berubah menjadi pribadi yang jauh lebih baik. Allaahumma Aamiin.
الحمد لله رب العالمين
~ Semoga Bermanfaat ~
Ditulis di Jakarta, Ahad, Awal Muharram 1438 Hijriah / 2 Oktober 2016 M
Minggu, 18 September 2016
TUJUH GOLONGAN YANG MENDAPATKAN NAUNGAN ALLAH
بسم الله الرحمن الرحيم
TUJUH GOLONGAN YANG MENDAPATKAN NAUNGAN ALLAH
Diringkas oleh: Manhajuddin Z.
Ahad, 17 Dzulhijjah 1437 H / 18 September 2016 M
Assalamu'alaikum para pembaca yang budiman. Semoga kita semua senantiasa dalam lindungan dan ridho Allah 'Azza wa Jalla. Allaahumma Aamiin. Kesempatan yang baik ini, saya terinspirasi untuk menyampaikan satu pembahasan intisari dari hadis sahih tentang tujuh golongan yang mendapatkan naungan Allah di hari Kiamat kelak yang berhasil saya ringkas poin-poin pokoknya. Berikut hadisnya dan selanjutnya saya uraikan beberapa ringkasan tiap poinnya:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْـمَسَاجِدِ ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ ، فَقَالَ : إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ. رَوَاهُ الْبُخَارِي وَ مُسْلِمْ
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu, dari Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam, beliau bersabda: Tujuh golongan yang dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; Imam (Pemimpin / Penguasa) yang adil, pemuda yang tumbuh berkembang dalam beribadah kepada Allah, seseorang yang hatinya tertaut dengan masjid, dua orang yang saling mencintai di jalan Allah, berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan dan kecantikan, lalu ia berkata: "Sesungguhnya aku takut kepada Allah.", seseorang yang bersedekah dengan sedekahnya lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya, dan seseorang yang berdzikir kepada Allah dalam suasana sepi hingga menetes air matanya. Diriwayatkan oleh Al-Bukhori dan Muslim
Dari satu hadis yang telah saya sampaikan di atas, maka berikut ini saya uraikan ringkasan poin-poin penting intisari hadis tersebut:
1. Imam (Pemimpin) yang adil.
2. Pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah.
3. Seseorang yang hatinya selalu cinta dan terikat dengan Masjid.
4. Dua orang yang saling mencintai di jalan Allah. Keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya demi menggapai ridho dari Allah.
5. Laki-laki yang takut kepada Allah dari melakukan perbuatan zina.
6. Seseorang yang bersedekah dan menyembunyikan sedekahnya hingga tangan kirinya tidak tahu apa yang disedekahkan tangan kanannya. Dan
7. Seseorang yang berdzikir kepada Allah dalam suasana sepi hingga menetes air matanya.
Rabu, 17 Agustus 2016
HARI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA
بسم الله الرحمن الرحيم
HARI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA
17 AGUSTUS
Oleh: Manhajuddin Z.
Alhamdulillaah. Segala puji hanya milik Allah 'Azza wa Jalla Yang telah menciptakan bumi dan langit beserta segala isinya, Yang telah menciptakan manusia dari diri yang satu yaitu Nabi Adam 'Alaihis Salam, Yang telah mengatur dan menentukan segala hal yang ada di dalam kehidupan ini, dan tentu kita sebagai Warga Negara Indonesia (Bangsa Indonesia) wajib bersyukur atas kenikmatan dan anugerah yang sangat besar yang telah dikaruniakan Allah kepada kita berupa merdekanya bangsa dan negara republik ini dari tangan-tangan para penjajah pada masa lalu.
Pada tulisan saya kali ini, saya tidak akan membahas banyak tentang kronologis atau sejarah bangsa ini hingga meraih kemerdekaan, tetapi melalui tulisan ini, saya sangat ini mendapatkan momentum membuat satu tulisan bertepatan pada momen spesial tanggal 17 Agustus ini dan juga melalui tulisan ini saya ingin mencurahkan sedikit inspirasi yang terbenak dalam pikiran saya berkaitan dengan kemerdekaan itu sendiri.
Kemerdekaan yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia ini sudah pasti yang pertama melalui izin, kehendak, dan rahmat dari Allah 'Azza wa Jalla. Kedua, kemerdekaan ini jugalah sebagai suatu bentuk upaya dan kesungguhan generasi bangsa Indonesia terdahulu yang telah berjuang dan berjihad di jalan-Nya demi tegaknya kedaulatan dan kemerdekaan bangsa ini yang sudah semestinya menjadi hak milik segenap bangsa tercinta ini.
Kita, sebagai generasi yang tumbuh berkembang beberapa dekade setelah momen manis kemerdekaan negeri ini beberapa puluh tahun lalu, patut berterima kasih kepada para pejuang yang masih hidup di dunia ini meskipun tidak secara langsung kita bertemu dengan para tokoh pejuang (veteran) nasional, setidaknya perwujudan rasa terima kasih kita bisa diimplementasikan dalam wujud do'a-do'a yang bisa kita lantunkan untuk mereka atau mungkin kita bisa memberi bantuan materi bila kita menemui mereka. Kita juga tidak lupa menyisipkan do'a untuk mereka yang telah gugur (InsyaAllah syahid) semoga Allah terima segala amal baik dan perjuangan mereka untuk bangsa ini, dan semoga Allah ampuni juga segala bentuk kesalahan yang mereka perbuat semasa hidupnya.
الحمد لله رب العالمين
~Semoga Bermanfaat ~
Jakarta, 17 Agustus 2016
Kamis, 21 Juli 2016
Pondok Merindukanmu
بسم الله الرحمن الرحيم
Pondok Merindukanmu
*Ditulis oleh: Manhajuddin Z.
✍🏻
Tulisan ini spesial saya dedikasikan teruntuk adik-adikku (Santri-santri) yang akan
menyudahi libur panjangnya dan harus kembali lagi ke Pondok.
Adik-adikku yang masih haus akan ilmu...
Kembalilah ke Pondok.
Kembalilah ke Pondok.
Pondok merindukanmu...
Rindu dengan kesungguhanmu dalam menuntut ilmu.
Pondok merindukanmu...
Rindu dengan ketulusanmu dalam membimbing dan mengajarkan banyak kebaikan untuk adik-adik kelas juga teman-temanmu.
Pondok merindukanmu...
Rindu dengan semangatmu untuk saling berlomba-lomba dalam kebaikan dan tambahan pahalamu.
Pondok merindukanmu...
Rindu dengan tiap langkah kedua kakimu beramai-ramai menuju Masjid untuk mendengarkan lantunan bacaan Al-Qur'anmu.
Pondok merindukanmu...
Rindu dengan kebersamaanmu dalam menjalin ukhuwah Islamiyah yang bersatu padu.
Pondok merindukanmu...
Rindu dengan suasana belajar di kelas bareng sampai makan dan tidur di kamar pun bareng dalam kebersamaanmu.
Wahai adik-adikku...
Saya teringat dengan perkataan Imam Asy-Syafi'i rahimahullaah... "Bila engkau tidak tahan penatnya belajar, maka engkau akan menanggung pedihnya kebodohan." *Na'uudzu billaahi min dzaalik.
Saya teringat dengan perkataan Imam Asy-Syafi'i rahimahullaah... "Bila engkau tidak tahan penatnya belajar, maka engkau akan menanggung pedihnya kebodohan." *Na'uudzu billaahi min dzaalik.
Semangatlah untuk
terus memperbanyak dan memperdalam ilmu, memperkaya hafalan Al-Qur'an,
juga mempersiapkan diri menjadi insan Shaalih dambaan ummat yang sejati
dan selalu istiqomah di jalan-Nya.
:-)
:-)
*Salamku untuk antum semua (dari Alumni Pondok Al Mukmin Tercinta). 😘
Ditulis di Jakarta,
Rabu, 15 Syawal 1437 H / 20 Juli 2016 M.
Rabu, 15 Syawal 1437 H / 20 Juli 2016 M.
👉🏻 Semoga tulisan ini bermanfaat dan bisa menjadi penyemangat antum ya!.Allaahumma Aamiin.
الحمد لله رب العالمين
Minggu, 17 Juli 2016
PUASA SYAWAL PAHALA + +
بسم الله الرحمن الرحيم
PUASA SYAWAL PAHALA + +
Ditulis oleh: Manhajuddin Z.
PUASA SYAWAL PAHALA + +. Mau? 😍
✍🏻 Ditulis oleh: Manhajuddin Z.
Bulan suci Ramadhan 1437 H telah pergi meninggalkan kita, itu tidak
berarti kita tidak berpuasa lagi. Ada 6 hari di bulan Syawal ini untuk
tetap bisa melanjutkan puasa 6 hari setelah berakhirnya bulan Ramadhan
sebagaimana yang telah disabdakan Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi wa
Sallam yang diriwayatkan oleh Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallaahu 'anhu,
hadisnya yang berbunyi:
عَنْ أَبِيْ أَيُّوْبَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ: (مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ اتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ). رَوَاهُ مُسْلِم - صحيح مسلم -
Dari Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: (Bagi siapa saja yang berpuasa Ramadhan kemudian melanjutkannya dengan berpuasa 6 hari di bulan Syawal, maka baginya terhitung seperti berpuasa selama setahun penuh). HR. Muslim - Sahih Muslim - Subhaanallaah.
Beberapa hari yang lalu saya sempat terinspirasi kemudian terpikirkan oleh saya untuk menyampaikan melalui tulisan ini yang saya beri judul "PUASA SYAWAL PAHALA + +", ini sengaja saya tulis dan sampaikan karena ternyata kita tidak hanya berpeluang mendapatkan pahala puasa setahun penuh di bulan Syawal ini, tetapi juga kita berpeluang bisa mendapatkan tambahan pahala lainnya dalam satu waktu menjalankan puasa Syawal ini.
Nah, inti dari apa yang ingin saya sampaikan dari judul tersebut adalah kita bisa memulai puasa Syawal secara berturut-turut mulai hari Senin bertepatan dengan tanggal 13 Syawal 1437 H / 18 Juli 2016 M hingga 6 hari ke depan, maka InsyaAllah. dengan kasih sayang dan dengan Maha Pemurah-Nya Allah 'Azza wa Jalla, secara otomatis dalam sekali waktu kita melaksanakan puasa Syawal selama 6 hari berturut-turut dan mendapatkan pahalanya sebagaimana disebutkan dalam hadis di atas, kita juga terhitung mendapatkan pahala berpuasa Senin-Kamis, terhitung juga berpuasa 'Ayyaamul Bidh' tanggal 13, 14, dan 15 Syawal, dan kita juga tercatat sebagai hamba-Nya yang berpuasa minimal 3 hari dalam satu bulan yang kesemuanya memang telah ditetapkan sebagai amalan-amalan sunnah. Maasyaa Allaah. Bagi antum yang sudah melaksanakan puasa Syawal sebelumnya tidak perlu berkecil hati, InsyaaAllah. tetap mendapatkan pahala dan keutamaan berpuasa Syawal. InsyaaAllah. bulan Syawal tahun depan dan setiap tahunnya, antum masih bisa melaksanakan ibadah puasa Syawal mulai tanggal 13 Syawal berturut-turut selama 6 hari ke depan sehingga mudah-mudahan bisa mendapatkan pahala + + hanya dari Allah 'Azza wa Jalla. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi banyak orang. Aamiin
*Silakan disebarluaskan tanpa harus meminta izin. Teringat Firman Allah Ta'ala di dalam Al-Qur'an yang berbunyi:
وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَىٰ تَنفَعُ الْمُؤْمِنِينَ (55) سورة الذاريات
"Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang mukmin." ~ Surah Adz-Dzaariyaat: 55 ~
Baarokallaahu Liy wa Lakum wa Jazaakumullaah Khoiron, InsyaaAllaah.
*akhuukum: Manhajuddin Z.
الحمد لله رب العالمين
Minggu, 12 Juni 2016
Muhasabah Singkat Ini... Semoga Bisa Menasehatiku juga kamu.
بسم الله الرحمن الرحيم
Sebuah Catatan Ramadhan oleh: Manhajuddin Zuhudi
Muhasabah singkat ini... Semoga bisa menasehatiku juga kamu ~
✍🏻 *Oleh: Manhajuddin Z.
Sungguh, Allah telah mengabulkan untaian-untaian Do'a kita di waktu
sebelumnya dan Allah pun telah menyampaikan diri ini bertemu lagi dengan
bulan mulia nan suci ini. Lalu apa sikap kita untuk mensyukurinya?
Tentu harus menjadikan diri ini lebih baik di segala aspek yang baik.
Menjadikan kualitas diri ini lebih baik di hadapan-Nya. Harus menguatkan
tekad dalam hati dan diri lillaahi di bulan
Ramadhan tahun ini harus lebih baik minimal dibanding tahun lalu.
Sungguh sayang bila di bulan Ramadhan biasa-biasa saja seperti rutinitas
biasanya. Momentum Ramadhan ini harus bisa menjadi pribadi yang luar
biasa dari biasanya. Jangan biarkan Ramadhanmu berlalu tanpa
terampuninya dosa-dosa, jangan biarkan Ramadhanmu berlalu tanpa panen
pahala yang berlimpah jumlahnya, jangan biarkan Ramadhanmu berlalu tanpa
meningkatnya ilmu, jangan biarkan Ramadhanmu berlalu tanpa meningkatnya
iman dan takwa dalam hati dan jiwa, juga jangan biarkan Ramadhanmu
berlalu tanpa meningkatnya amalan shalihmu. Ayo-ayo tingkatkan, ayo-ayo
kuatkan tekad menggapai takwa dan menjadi lebih taat. Ayo-ayo bisikkan
ke dalam hatimu, terus semangat baik dalam keadaan sulit maupun lapang.
Jakarta, 7 Ramadhan 1437 H / 12 Juni 2016 M
الحمد لله رب العالمين
~ Semoga Bermanfaat ~
Aamiin
Jumat, 06 Mei 2016
Beberapa Ayat Pilihan dari Al-Qur'an
بسم الله الرحمن الرحيم
Beberapa Ayat Pilihan dari Al-Qur'an
Assalamu'alaikum wr. wb. Bagaimana kabar antum semua?... Semoga kita sebagai hamba Allah dan sebagai umat Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam senantiasa tetap dalam keadaan sehat wal 'Afiyat, panjang umur, dan senantiasa dalam lindungan dan ridha Allah Ta'ala. Aamiin.
Waktu terasa seakan berjalan begitu cepatnya. Tepatnya pada hari ini, Jum'at, 28 Rajab 1437 H / 6 Mei 2016 M menandakan bahwa bulan Suci Ramadhan 1437 H akan datang. Semoga diri kita bisa menyiapkan diri sebaik-baiknya untuk menyambutnya dan Semoga kita dipertemukan Allah 'Azza wa Jalla dengan bulan yang sangat mulia dan berlimpah pahala ini baik Ramadhan tahun ini maupun Ramadhan di tahun-tahun yang akan datang. Allaahumma Aamiin.
Pada kesempatan yang baik ini yang juga bertepatan dengan hari Jum'at, hari libur dan berkumpulnya umat Islam yang InsyaAllah penuh berkah ini, saya ingin menyampaikan beberapa kutipan ayat Al-Qur'an yang saya pilih. Mudah-mudahan bisa menjadi pengingat yang baik untuk kita semua. Aamiin.
أَعُوْذُ بِللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ.
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِّأُولِي الْأَلْبَابِ (190) الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (191)
Terjemahnya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka." Surah Ali 'Imran: 190-191
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (200)
Terjemahnya: "Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung." Surah Ali 'Imran: 200
أَفَلَمْ يَنظُرُوا إِلَى السَّمَاءِ فَوْقَهُمْ كَيْفَ بَنَيْنَاهَا وَزَيَّنَّاهَا وَمَا لَهَا مِن فُرُوجٍ (6) وَالْأَرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنبَتْنَا فِيهَا مِن كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ (7) تَبْصِرَةً وَذِكْرَىٰ لِكُلِّ عَبْدٍ مُّنِيبٍ (8)
Terjemahnya: "Maka tidakkah mereka memperhatikan langit yang ada di atas mereka, bagaimana cara Kami membangunnya dan menghiasinya, dan tidak terdapat retak-retak sedikit pun. Dan bumi yang Kami hamparkan dan Kami pancangkan di atasnya gunung-gunung yang kokoh, dan Kami tumbuhkan di atasnya tanaman-tanaman yang indah, untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi setiap hamba yang kembali (tunduk kepada Allah)." Surah Qaaf: 6-8
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (18)
Terjemahnya: "Dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah)." Surah Adz-Dzaariyaat: 18
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
~ Semoga Bermanfaat dan Menjadi Pengingat yang Baik ~
Aamiin
*Sumber Rujukan:
1. Al-Qur'aanul Kariim dan Terjemahannya
2. http://quran.ksu.edu.sa/tafseer/tabary/sura3-aya191.html
3. http://quran.ksu.edu.sa/tafseer/tabary/sura3-aya200.html
4. http://quran.ksu.edu.sa/tafseer/tabary/sura50-aya6.html
5. http://quran.ksu.edu.sa/tafseer/katheer/sura51-aya18.html
Sabtu, 30 April 2016
Tulisan Sederhana
بسم الله الرحمن الرحيم
Tulisan Sederhana
Oleh: Manhajuddin Zuhudi
Ada kalanya kita serius.
Ada kalanya kita bersantai.
Ada kalanya kita belajar.
Ada kalanya kita mengajar.
Ada kalanya kita berdiam diri.
Ada kalanya kita saling berbagi.
Ada kalanya kita bersedih.
Ada kalanya kita bahagia.
Ada kalanya kita menangis.
Ada kalanya kita tersenyum manis.
Ada kalanya kita mendengarkan.
Ada kalanya kita menyampaikan.
Ada kalanya kita memotivasi diri.
Ada kalanya kita berintrospeksi.
Inilah kehidupan. Memiliki rasa, pun memiliki asa.
الحمد لله رب العالمين
~ Semoga Bermanfaat ~
Rabu, 09 Maret 2016
GERHANA MATAHARI TOTAL DAN SEBAGIAN DI INDONESIA 1437 H / 2016 M
بسم الله الرحمن الرحيم
GERHANA MATAHARI TOTAL DAN SEBAGIAN DI INDONESIA
1437 H / 2016 M
Ditulis oleh: Manhajuddin Zuhudi
Alhamdulillaah wa Asy-Syukru Lillaah. Sebagai perwujudan rasa syukur dan terima kasih kita kepada Rabb kita; Allah Ta'ala, kita tidak lupa untuk senantiasa bersyukur kepada-Nya atas sangat banyaknya kenikmatan yang telah Allah anugerahkan kepada diri kita dan juga keluarga kita tentunya. Shalawat beserta salam tidak lupa juga kita haturkan kepada baginda besar, Nabi dan juga Rasul penutup akhir zaman ini; Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam yang telah sangat berjasa demi tegaknya agama tauhid ini, demi nikmatnya luasnya ajaran dan ilmu-ilmu Islam yang telah sampai pada masa kita sekarang ini. Pada kesempatan yang baik ini, saya tertarik untuk sedikit mengangkat tema bahasan artikel ini dengan tema "Gerhana Matahari Total dan Sebagian di Indonesia". Tema ini dirasa paling pas momentumnya untuk dibahas terlebih baru saja beberapa jam yang lalu kita telah bersama-sama merasakan indahnya fenomena tanda kebesaran-Nya yaitu terjadinya gerhana matahari.
Ya, tepatnya pada hari ini. Rabu, 29 Jumadil Ula 1437 H / 9 Maret 2016 M, Indonesia dilintasi oleh matahari yang mengalami gerhana. Berdasarkan informasi yang saya terima, ada sekitar 11 atau 12 kota di Indonesia yang mengalami Gerhana Matahari Total (GMT), sedangkan untuk wilayah kota-kota lainnya mengalami Gerhana Matahari Sebagian / Parsial (GMS). Gerhana matahari ini merupakan fenomena alam yang memang sangat jarang dan langka terjadi. Tepatnya, sekitar 33 tahun silam, pada tahun 1983 M Gerhana Matahari Total pernah melintasi langit Indonesia dengan lintasan-lintasan wilayah yang berbeda dengan tahun ini.
Fenomena gerhana matahari yang terjadi di Indonesia pada hari ini (Rabu, 29 Jumadil Ula 1437 H / 9 Maret 2016 M) menunjukkan satu tanda dari tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah sebagai Penciptanya. Mari kita buka Al-Qur'an kita surah Yunus, ayat 5 dan 6. Allah Ta'ala berfirman:
أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (5)
إِنَّ فِي اخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا خَلَقَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَّقُونَ (6)
سُوْرَة: يُوْنُسْ. الآيَة: 5-6
Ayat 5. "Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui."
Ayat 6. "Sesungguhnya pada pergantian malam dan siang, dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, pasti terdapat tanda-tanda kebesaran-Nya bagi orang-orang yang bertakwa."
Al-Qur'an Surah Yunus: 5-6.
Begitu juga dalil yang bersumber pada hadis Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam yang berbunyi:
قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: "( إِنَّ الشَّمْسَ وَ الْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لاَ تُخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَ لاَ لِحَيَاتِهِ، وَ إِذَا رَأَيْتُمْ فَصَلُّوْا.)" رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah, dan keduanya tidak gerhana karena kematian seseorang, atau kehidupannya (kelahirannya). Maka jika kalian melihat gerhana, shalatlah." Diriwayatkan oleh Al-Bukhari.
Demikianlah, Allah 'Azza wa Jalla telah menunjukkan kepada kita melalui firman-Nya yang termaktub dalam surah Yunus ayat 5-6 tersebut di atas. Allah telah menegaskan kepada kita bahwa matahari dan bulan, keduanya merupakan bagian dari tanda-tanda kebesaran Allah 'Azza wa Jalla yang menghiasi bumi ini atas izin dan perintah-Nya. Bagitu juga yang disebutkan di dalam hadis di atas pun sama demikian. Hadis tersebut menjelaskan kepada kita akan perintah untuk melaksanakan Shalat, yaitu shalat gerhana apabila kita mengetahuinya. Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam pun juga semasa hidupnya pernah mengalami peristiwa gerhana matahari, kemudian beliau pergi ke masjid dan segera melaksanakan perintah Allah yaitu Shalat Gerhana Matahari. Berikut saya ringkaskan sedikit tentang pembahasan Fiqih shalat gerhana:
√ Hukumnya: Sunnah Muakkadah (Sunnah yang Sangat Ditekankan)
√ Waktu Shalat: Sejak Gerhana Terjadi Hingga Hilang (Matahari atau Bulan Terlihat Lagi)
√ Jumlah Raka'at: 2
√ Tata Cara Shalat:
1. Berkumpul di Masjid (Tanpa Adzan dan Iqamah)
2. Shalat Dipimpin oleh Imam (Berjama'ah di Masjid)
3. Setiap Raka'at Terdapat 2x Ruku' dan 2x membaca Surah Al-Fatihah dan
Surah. Setelah itu baru sujud seperti shalat biasanya. (Begitu juga
pada raka'at kedua).
4. Disunnahkan memanjangkan bacaan (Surah) terutama pada raka'at pertama.
5. Boleh dilanjutkan dengan Khutbah setelah shalat selesai
dilaksanakan, sebagaimana yang pernah Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi wa
Sallam lakukan semasa hidupnya.
√ Amalan-amalan lainnya yang Disunnahkan saat terjadinya gerhana:
1. Memperbanyak dzikir kepada Allah Ta'ala
2. Melafalkan Takbir
3. Memperbanyak Istighfar
4. Memperbanyak Do'a
5. Bersedekah
6. Berbuat Baik, dan
7. Silaturrahim
~ Dalil terkait dengan gerhana:
قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: "( إِنَّ الشَّمْسَ وَ الْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لاَ تُخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَ لاَ لِحَيَاتِهِ، وَ إِذَا رَأَيْتُمْ فَصَلُّوْا.)" رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah, dan keduanya tidak gerhana karena kematian seseorang, atau kehidupannya (kelahirannya). Maka jika kalian melihat gerhana, shalatlah." Diriwayatkan oleh Al-Bukhari.
~ Tambahan Istilah dan Kosa kata Arab dan Inggris:
1. Shalat Gerhana Matahari = Shalat Kusuf صَلاَةُ الْكُسُوْفِ.
2. Shalat Gerhana Bulan = Shalat Khusuf صَلاَةُ الْخُسُوْفِ.
3. Gerhana Matahari = Solar Eclipse كُسُوْفُ الشَّمْسِ.
4. Gerhana Bulan = Lunar Eclipse خُسُوْفُ الْقَمَرِ.
Demikianlah, agama Islam telah secara rapi dan terstruktur mengatur berbagai aspek kehidupan ini bagi kita. Maka, sudah menjadi tugas bagi kita sebagai hamba-Nya dan juga sebagai umat Nabi-Nya untuk senantiasa mentaatinya, mentadabburinya, juga mengamalkannya. Fenomena Gerhana Matahari yang terjadi di Indonesia juga bisa dibilang suatu bentuk keberkahan yang memiliki nilai estetika sarat makna dari Allah agar kita mau belajar, agar kita mau mengkaji, agar kita mau bertadabbur, agar kita semakin ingat tanda-tanda penciptaan dan kebesaran-Nya, dan juga agar kita menjadi hamba-hamba-Nya yang semakin dekat dan taat kepada Allah Ta'ala. Allaahumma Aamiin. Wallaahu A'lam bi al-Shawaab.
*Sumber Referensi Artikel:
√ Al-Qur'anul Karim
√ Buku "Ensiklopedi Muslim --Minhajul Muslim--" hlm. 368-369.
~ Tulisan yang saya kembangkan.
الحمد لله رب العالمين
~ Semoga Bermanfaat ~
Minggu, 07 Februari 2016
Amalan-amalan Sunnah di Hari Jum'at
بسم الله الرحمن الرحيم
AMALAN-AMALAN SUNNAH DI HARI JUM'AT
Assalamu'alaikum wa Rahmatullaahi wa Barakaatuh.
Bagaimana kabar antum? Semoga tetap dalam kesehatan dan lindungan dan ridha Allah 'Azza wa Jalla. Aamiin. Pada kesempatan yang baik ini, saya mencoba mengumpulkan beberapa hal yang disunnahkan untuk dikerjakan dan terlebih untuk lebih meningkatkan saldo pahala kita khususnya pada hari Jum'at. Berikut amalan-amalan sunnahnya:
1. Memperbanyak dzikir kepada Allah 'Azza wa Jalla
2. Memperbanyak membaca shalawat untuk Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alayhi wa Sallam
3. Memotong kuku
4. Mencukur kumis
5. Mandi Jum'at
6. Memakai pakaian putih terbaik untuk Shalat Jum'at
7. Memakai parfum atau wangi-wangian
8. Bersegera menuju Masjid untuk Shalat Jum'at dan datang lebih awal
9. Mendengarkan dan menyimak khotib yang sedang berkhutbah
10. Shalat sunnah semampunya
11. Berinfak atau bersedekah
12. Membaca Surah Al-Kahfi
13. Memanfaatkan Waktu Mustajab untuk berdo'a yaitu di penghujung waktu 'Ashar hari Jum'at (Menjelang Adzan Maghrib).
الحمد لله رب العالمين
~ Semoga Bermanfaat ~
Jumat, 01 Januari 2016
Renungan dan Muhasabah untuk Perbaikan Diri
بسم الله الرحمن الرحيم
RENUNGAN DAN MUHASABAH UNTUK PERBAIKAN DIRI
Ditulis oleh: Manhajuddin Zuhudi
Sahabatku, di mana pun berada. . .
Masih ingatkah bahwa kita telah memiliki tahun sendiri. Ya, tahun Hijriah (Sistem Kalender Islam) yang telah sejak ribuan tahun silam telah dijadikan rujukan penting bagi para sahabat Nabi Shallallaahu 'Alayhi wa Sallam dalam sejarah peradaban Islam sendiri.
Sahabatku, di mana pun berada. . .
Sungguh rasanya diri kita tidaklah pantas untuk turut serta merayakan peringatan tahun baru yang sebenarnya bukan bagian dari lingkup kalenderisasi agama kita; Islam. Tidaklah patut bagi kita berlaku mubazir harta dengan membeli kembang api, terompet, topi, dan barang-barang yang tidak seharusnya menjadi budaya konsumtif.
Sahabatku, di mana pun berada. . .
Sadarilah... akan sepenuhnya identitas diri kita sebagai muslim sejati. Tetaplah menjaga diri, menjaga hati, menjaga naluri, dan menjaga akhlak yang islami dambaan Nabi.
Sahabatku, di mana pun berada. . .
Sungguh tidak sepantasnya bagi kita bersenang-senang sesuka hati dan tidak terkendali di penghujung dan permulaan tahun masehi.
Sadarkah kita. . .
Saudara-saudara muslim kita, juga tetangga-tetangga kita di sana sini yang masih banyak berkekurangan, yang masih kesusahan untuk membeli beras, yang masih belum memiliki tempat tinggal, yang masih harus kerja keras di tengah sunyinya malam tatkala semua mata telah lelap terpejam.
Sadarkah kita. . .
Betapa banyaknya yang kini tengah terbaring sakit dan membutuhkan pengobatan dan kesembuhan.
Masih ingatkah kita. . .
Saudara-saudara muslim kita yang berada di Palestina dan Suriah yang hingga kini masih tertindas terdzolimi di tengah kepungan musuh-musuh Islam.
Pantaskah kita bereuforia?
Pantaskah kita menghambur-hamburkan harta?
Pantaskah kita berfoya-foya?
Semoga secarik tulisan singkat ini bisa menjadi pengingat yang baik juga sebagai bahan renungan, muhasabah (instrospeksi), dan perbaikan diri ini agar semakin menjadi hamba-Nya yang lebih diridhai. Allaahumma Aamiin.
~ Sekadar catatan kecil. *Ditulis oleh: Manhajuddin Zuhudi.
الحمد لله رب العالمين
~ Semoga Bermanfaat ~
Langganan:
Postingan (Atom)