بسم الله الرحمن الرحيم
PERSATUAN UMAT ISLAM INDONESIA
Ditulis oleh: Manhajuddin Z.
Sedikit Berbagi Cerita Seputar Aksi Bela Islam II di Jakarta...
Masjid Istiqlal pada hari Jum'at, 4 Shafar 1438 H / 4 November 2016 M
kemarin benar-benar tidak seperti biasanya. Umat Islam dari berbagai
penjuru daerah mulai berdatangan pada Jum'at dini hari kemudian
melanjutkan Shalat Fajr berjama'ah di Masjid. Pagi harinya bakda Shubuh,
Umat Islam semakin banyak berdatangan hingga menjelang Jum'atan,
jumlahnya pun semakin jauh lebih banyak,
ratusan, bahkan ribuan yang memenuhi halaman dan Masjid Istiqlal. Semua
sudut tempat wudhu dan kamar mandi pun terlihat telah banyak dipenuhi
antrian. Menjelang pelaksanaan shalat Jum'at, Umat Islam telah memenuhi
setiap lantai masjid, dari lantai utama hingga lantai paling atas juga
terisi penuh bahkan hingga sampai membuat shaf-shaf di halaman luar
masjid. Maasyaa Allaah. Benar-benar fenomena yang sangat jarang terjadi. Alhamdulillaah juga, setelah pagi harinya BMKG memprediksi DKI Jakarta pada hari Jum'at akan hujan, ternyata Allah berkehendak lain. Prediksi manusia terkalahkan oleh do'a-do'a dan harapan Umat Islam Indonesia yang sedang ada agenda penting pada hari itu.
Waktu pelaksanaan shalat
Jum'at pun semakin dekat. Diawali dengan beberapa informasi, himbauan,
dan maklumat penting oleh MC, disambung dengan suara beduk tanda telah
masuknya waktu Zhuhur / Jum'at. Mu'adzin bergegas mengumandangkan adzan
pertamanya hingga usai. Jama'ah Jum'at melaksanakan shalat sunnah
qabliyah hingga terdengan pembacaan ayat Al-Qur'an tentang anjuran
shalawat Nabi kemudian khotib berujar salam dan dikumandangkanlah adzan
kedua oleh Mu'adzin yang berbeda. Khotib Jum'at dipimpin oleh al-ustadz
Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA. Beliau menyampaikan ceramahnya
tentang "Keutamaan Syukur" yang menurut saya penyampaian ilmu dan
materinya bagus disertai istilah-istilah bahasa Arab dan tafsir
Al-Qur'an yang disampaikannya dengan seruan semangat. Dalam kurun waktu
kurang lebih sekitar 35 menit, khotib menyudahi ceramahnya di hadapan
ribuan Jama'ah yang memenuhi tiap lantai masjid Istiqlal.
Iqamah
kemudian dikumandangkan oleh Mu'adzin dan shalat Jum'at segera
didirikan. Imam yang memimpin shalat Jum'at di masjid Istiqlal
berdasarkan jadwal adalah al-ustadz al-haafizh Drs. H. Muhasyim Abdul
Majid, MA (beliau sepertinya sedang berhalangan hadir) sehingga
digantikan oleh al-ustadz al-haafizh H. Ahmad Husni Ismail, MA yang
memimpin pelaksanaan shalat Jum'at di masjid Istiqlal. Pada raka'at
pertama, imam melantunkan surah Al-Faatihah dan Al-A'laa dan di raka'at
kedua, imam melantunkan surah Al-Faatihah dan surah Al-Ghaasyiyah dengan
lantunan sangat merdu emosional menyentuh hati.
Seusai
dilaksanakannya shalat Jum'at, dilanjutkan dengan shalat Jama' taqdim
qashar 'Ashar dua raka'at bagi jama'ah musaafir. Bagi jama'ah muqiimiin
tetap duduk berdzikir dan berdo'a masing-masing. Setelah selesai shalat,
kemudian imam melanjutkan shalat ghaa'ib bersama jama'ah baru setelah
itu dilanjutkan dengan do'a bersama dan ada beberapa jama'ah yang
mendirikan shalat sunnah bakdiyah Jum'at.
Hari Jum'at, tepatnya pada tanggal 4 Shafar 1438 H / 4 November 2016 M
adalah menjadi hari yang sangat luar biasa bagi Umat Islam Indonesia.
Siang itu, seusai Jum'atan, Umat Islam yang berada di Masjid Istiqlal
mendapatkan 'briefing' dan beberapa himbauan penting sebelum aksi demo
digerakkan. Di antara himbauan yang saya dengar di antaranya himbauan
agar kita berdemo secara rapi dan tertib, mau mengikuti komando (dari
para tokoh Ulama'), kami dihimbau untuk tetap menunjukkan dan
membuktikan bahwa Islam dan kita sebagai Umat Islam adalah umat yang
cinta kebersihan, himbauan untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan dan
tidak merusak fasilitas umum, serta himbauan untuk tidak mudah
terprovokasi dengan keadaan selama demo.
Tidak lama setelah beberapa
himbauan disampaikan, kemudian al-ustadz KH. Arifin Ilham menyampaikan
yel-yel Islami kepada kami agar lebih kompak lagi dalam Aksi Bela Islam
II. Berikut yel-yel yang sempat saya rekam dan dipimpin langsung oleh
al-ustadz KH. Arifin Ilham adalah: "Aksi bela Islam, Aksi bela Islam,
Aksi bela Islam, Allah Allahu Akbar!. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allah
Allahu Akbar! Al-Qur'an imam kami, Al-Qur'an pedoman kami, Al-Qur'an
petunjuk kami, Al-Qur'an satukan kami. Aksi bela Islam, Allah Allahu
Akbar!. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allah Allahu Akbar! Al-Qur'an imam
kami, Al-Qur'an pedoman kami, Al-Qur'an petunjuk kami, Al-Qur'an satukan
kami. Aksi bela Islam, Allah Allahu Akbar!. Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Allah Allahu Akbar!.
Komandan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MU
(GNPF-MUI) adalah al-ustadz KH. Bachtiar Nasir. Beliau-lah yang
memimpin jalannya gerakan ini. Setelah 'briefing' selesai. Umat Islam
kemudian bersiap-siap untuk turun keluar masjid Istiqlal bersama-sama,
beramai-ramai, ada juga yang memanfaatkan waktu antri turun tangga
dengan makan siang terlebih dahulu, ada juga beberapa yang kumpul
terlebih dahulu dengan rombongannya masing-masing di lantai utama
masjid. Subhaanallaah ~
Hari tersebut benar-benar menjadi hari
Jum'at yang sangat luar biasa dahsyat. Ulama'-ulama', Kiai-kiai,
ustadz-ustadz, santri-santri, tokoh-tokoh masyarakat dari berbagai
penjuru daerah, dari berbagai Pondok Pesantren dan Majelis Ilmu, dari
banyak luar kota dan bahkan dari luar pulau Jawa termasuk hadir di
antaranya Wakil Ketua DPR, bapak Fadli Zon, dan hadir juga gubernur Nusa
Tenggara Barat (NTB) yang diiringi dengan seruan Takbir yang menggema
masjid. Maasyaa Allaah ~
Siang itu, kami beramai-ramai secara
tertib keluar masjid Istiqlal dan turun memenuhi ruas-ruas jalan raya di
sekitar masjid menuju ke arah Istana Merdeka yang kebetulan lokasinya
tidak begitu jauh dari Masjid Istiqlal. Di tengah-tengah aksi demo yang
sedang berlangsung, Alhamdulillaah. Allah pertemukan saya dengan sahabat
saya, teman satu Pondok Al Mukmin seangkatan, seperjuangan yang juga
ikut berdemo bersama rombongan dari Magelang (Jawa Tengah); Qomaruz
Zaman, suami dari Amalia Sabila Zaman
yang juga teman satu angkatan di Pondok. Sebelumnya juga di dekat pintu
keluar masjid Al-Fattaah, saya sempat menyapa dan ngobrol sebentar
dengan alumni yang baru saja lulus dari Pondok, namanya Humam Fikri
yang datang bersama temannya. Siang itu juga saya sempat melihat
rombongan dari Papua yang banyak di antaranya kalangan ikhwan dan
akhwatnya, ada juga rombongan dari Madura. Maasyaa Allaah ~ Begitu
dahsyat dan luar biasanya Agenda persatuan Umat Islam pada hari itu
(Jum'at, 4 Shafar 1438 H / 4 November 2016 M).
Sekitar jam 14:54
WIB, adzan 'Ashar dikumandangkan dan kami masih dalam suasana berdemo
di jalan raya. sebagian besar jama'ah dari luar daerah (Musaafiriin)
yang sudah menjamak shalatnya tetap melanjutkan demonya dan sebagian
besar dari kami (Muqiimiin) berbalik arah bergegas ke Masjid Istiqlal
lagi untuk mendirikan kewajiban kami yaitu shalat 'Ashar berjama'ah.
Alhamdulillaah, seusai kami shalat 'Ashar, banyak yang berlama-lama
dalam dzikir dan do'anya, banyak juga yang membaca Al-Qur'an, sebagian
ada juga yang rehat dan tidur di dalam dan luar ruang masjid.
Waktu terus berjalan, sore pun mulai datang menghampiri kami. Kami harus
bergegas lagi untuk turun ke jalan raya bersama-sama untuk melanjutkan
aksi kami dalam membela Agama tercinta ini juga pembelaan kami terhadap
Al-Qur'an tercinta kami. Bakda 'Ashar, kami beramai-ramai berjalan kaki
menuju ke titik kumpul; istana merdeka yang berdekatan dengan Monumen
Nasional (Monas). Di sanalah tempat sentral berkumpulnya Umat Islam,
tempat orasi Ulama'-ulama', Kiai-kiai, Ustadz-ustadz, dan juga
tokoh-tokoh masyarakat yang berada di atas panggung persis di depan
istana merdeka dengan dijaga ketat oleh para petugas keamanan. Waktu
semakin sore dan masih banyak rombongan Umat Islam yang terus
berdatangan ke titik sentral di dekat istana. Gemuruh Takbir dan
Shalawat mengiringi. Kalimat-kalimat "Adili", "Tangkap", "Turunkan" juga
kerap kali terdengar. Suasanya sore itu Alhamdulillaah masih dalam
kondisi tenang, tertib, aman, dan kondusif. Ketika jam menunjukkan
sekitar jam 5 lewat hingga menjelang waktu Maghrib, banyak dari kami
yang berjalan berbalik arah ke Masjid Istiqlal untuk persiapan
mendirikan shalat Maghrib berjama'ah dan sebagian besar masih berada di
titik kumpul di dekat istana dan sekalian mendirikan shalat Maghrib di
jalan raya secara berjama'ah. ~ Allaahu Akbar!
Demikian yang dapat saya bagikan sedikit cerita Umat tercinta ini. Semoga bermanfaat dan ada hasilnya. Allaahumma Aamiin.
*Ditulis di Jakarta, 5 Shafar 1438 H / 5 November 2016 M.
الحمد لله رب العالمين