Minggu, 25 November 2018

Hari Guru Nasional (2018)

بسم الله الرحمن الرحيم

Selamat Hari Guru Nasional, terkhusus seluruh guruku yang pernah mengajariku berbagai disiplin ilmu selama ini. Semoga senantiasa sehat dan panjang usia. Allaahumma Aamiin

Jakarta, malam ke-18 Rabi'ul Awal 1440 H / 25 November 2018 M.

~ Alhamdulillaah ~

Selasa, 21 Agustus 2018

aku dan RuQu Daru Hasbi

بسم الله الرحمن الرحيم


Tulisan ini kupersembahkan dan kudedikasikan sepenuh hati untuk diriku dan santri-santriku tercinta di Rumah Qur'an Daru Hasbi Yang Dirahmati Allah 'Azza wa Jalla ~

Alhamdulillaah, segala puji hanya milik Allah 'Azza wa Jalla; Rabb alam semesta, bersyukur atas segala bentuk anugerah dan kenikmatan yang tidak terhingga jumlahnya dan telah melekat di dalam diri yang lemah ini sebagai hamba-Nya. Shalawat beriring salam juga tidak lupa saya haturkan kepada Nabi tercinta; Muhammad Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam yang in syaa Allaah, kita bisa memperoleh syafa'atnya kelak di hari Akhir. Aamiin

Sahabat Rumah Qur'an Daru Hasbi yang Disayang Allah 'Azza wa Jalla

Perkenalkan, nama saya Manhajuddin Z dan telah lama akrab dipanggil ustadz Manhaj di kalangan santri-santri dan juga ustadz-ustadzah Rumah Qur'an Daru Hasbi. Pada asal mulanya sebelum saya diminta bergabung menjadi ustadz pengajar di Rumah Qur'an Daru Hasbi, saya menyempatkan untuk belajar al-Qur'an, bertalaqqi langsung dengan guru saya; al-ustadz H. Muhammad Fikri, Lc., MA untuk lebih memperbaiki bacaan al-Qur'an saya. Setelah beberapa bulan atau bahkan sudah sekitar satu tahunan lamanya menimba ilmu al-Qur'an dari beliau, kemudian saya diminta langsung oleh beliau untuk mengajar di Rumah Qur'an Daru Hasbi pada tahun 1437 H / 2016 M dan pada tahun tersebut saya kali pertama mendampingi santri-santri Wisuda Al-Qur'an Angkatan ke-2. Alhamdulillaah. 

Pada tahun pertama setelah saya bergabung menjadi ustadz pengajar di Rumah Qur'an Daru Hasbi, setelah beberapa bulan, entah karena saya adalah ustadz termuda dan saya termasuk orang yang memang menyayangi anak-anak, mengajari mereka banyak hal dengan rasa kasih sayang, sehingga banyak dari kalangan santri yang sangat senang, nyaman, dan akrab dengan saya sebagai ustadznya. Mereka selalu tampak bersemangat dalam belajar, menghafal al-Qur'an, dan menyetorkan hafalannya langsung kepada saya. Bahkan seringkali setiap saya berjalan saat hendak berangkat ke RuQu atau pun setiap saya hendak pulang seusai mengajar, mereka selalu menunggu kehadiran saya dan saat mereka melihat saya, mereka langsung memanggil-manggil saya dengan menyapa "ustadz Manhaj,... ustadz Manhaj." Subhaanallaah, saya pun ikut menyapa mereka sambil memberikan senyuman manis kepada mereka. Bahkan setiap saya berangkat shalat ke masjid Al-Abror, banyak dari mereka yang setelah melihat saya, mereka langsung tersenyum  dan memanggil nama saya "Ustadz Manhaj" dan ingin bersalaman dengan saya. Termasuk setiap seusai shalat dan terkadang saya masih berdzikir atau berdo'a, mereka masih sangat setia menunggu saya selesai hanya untuk salim saja. Sungguh, ini adalah bagian terindah yang pernah saya rasakan dalam kehidupan ini. Kedekatan saya dengan mereka sudah sangat dekat, kami penuh rasa kasih sayang dan kami sudah seperti keluarga sendiri.

Menurut saya, banyak dari santri-santi Rumah Qur'an Daru Hasbi yang berasal dari keluarga yang biasa dan bersahaja, sehingga seringkali saya ingin hidup sederhana seperti layaknya mereka, ini benar-benar tersirat dalam hati kecil saya untuk juga bersikap untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bersahaja dan tetap rendah hati dimana pun berada. Mayoritas mereka setelah saya amati, adalah anak-anak yang penurut dan mudah untuk diberitahu, ya, mereka layaknya anak-anak di perkampungan yang memang notabene anak-anak didik yang 'manut' atau penurut. Meskipun juga ada segelintir anak yang memang berbeda dari yang lainnya, tapi masih bisa dimaklumi karena memang masih anak-anak dan masih suka bermain.

Hari demi hari, pertemuan demi pertemuan, waktu ke waktu, hingga tahun berganti tahun, hubungan kekeluargaan saya pun terasa sangat dekat dengan anak-anak. Hubungan kami semakin akrab layaknya adik-kakak, tapi tetap memerhatikan batasan-batasan murid terhadap gurunya. Kedekatan antara saya dan anak-anak diantaranya mungkin kelembutan saya di dalam cara mengajarkan kepada mereka dalam proses belajar dan menghafal al-Qur'an, di samping penyayang dan tidak suka marah setiap mengajar, kadang-kadang saya memiliki inisiatif sendiri untuk berbagi hadiah atau makanan ringan untuk mereka, beberapa faktor inilah yang mungkin menjadi indikasi kedekatan saya kepada mereka. Alhamdulillaah. Kegiatan Pesantren Kilat demi Pesantren Kilat selalu diadakan setiap bulan Ramadhan juga telah kami lalui bersama yang tentunya berangkat dari sanalah hubungan diantara kami semua menjadi semakin baik, akrab, dan penuh rasa kekeluargaan. Membaca al-Qur'an bersama, muroja'ah bersama, tidur menginap bersama di RuQu atau di rumah bang Nurul, shalat bersama, bahkan buka puasa bersama itu serangkaian kegiatan yang sangat indah bagi kami.

Waktu mengaji mereka hanya 3 hari saja; Jum'at, Sabtu, dan Ahad. Menurut saya, hari Jum'at, Sabtu, dan Ahad itu adalah tiga hari yang selalu saya tunggu-tunggu karena kesempatan saya bertemu lagi dengan santri-santri RuQu Daru Hasbi tercinta. Tiga waktu tersebut benar-benar saya manfaatkan bersama mereka. Terkadang pertemuan tiga hari itu masih terasa kurang bagi saya bersama-sama mereka, hingga terkadang saya niat shalat berjama'ah ke masjid Al-Abror, sambil ingin melihat dan bertemu dengan mereka, karena memang banyak dari santri RuQu Daru Hasbi yang tinggal di sekitaran masjid Al Abror. Hal ini sekaligus menghilangkan kerinduan saya terhadap mereka untuk bertemu dan menyapa mereka lagi. Sejuk hati dan pikiran ini ketika melihat senyuman manis dan imut mereka saat berada di masjid. Pernah beberapa kali ketika saya masbuq atau tertinggal satu atau dua raka'at berjama'ah di masjid Al Abror, mereka sudah selesai lebih dulu daripada saya, namun mereka tetap dengan setianya menunggu saya selesai shalat dan berdo'a hanya untuk salim saja. Bahkan, pernah suatu kali adik saya yang menggunakan motor Honda Beat yang warnanya sudah sangat dihafal oleh anak-anak, ketika adik saya masih di dalam masjid dan hendak keluar masjid, adik saya bercerita ke saya kalau ada anak (murid) yang menunggu di luar masjid, mengira bahwa itu saya, padahal bukan. Subhaanaallaah, saya sampai terharu mendengarnya. Terima kasih adik-adikku tercinta RuQu Daru Hasbi. Di samping itu, sering juga setiap saya bersepeda motor melewati jalanan H. Gaim, sekitaran SDN 08 atau saat lewat di sekitar jalanan masjid Al-Abror pun anak-anak selalu berteriak menyapa dan memanggil saya, saya pun ikut menyapa mereka atau memberi senyuman dari atas sepeda motor.

Sunnguh, saya merasa bersyukur kepada Allah 'Azza wa Jalla karena telah menakdirkan saya menjadi guru ngaji dan terkhusus mengajar di Rumah Qur'an Daru Hasbi yang berada di bawah naungan Yayasan Hasbiyallah Jiban Gaim yang jaraknya juga tidak jauh dari rumah. Mereka; Keluarga Besar H. Hasbih dan al-ustadz H. Muhammad Fikri, Lc., MA sudah saya anggap sebagai keluarga sendiri, mereka pun in syaa Allaah, sudah menganggap saya sebagai bagian dari keluarganya. Alhamdulillaah. Berkah untuk semua. Aamiin

Saya berharap kepada Allah, mudah-mudahan nantinya saat saya sudah berkeluarga, saya berharap kepada Allah, semoga saya akan tetap bisa mengajar di RuQu Daru Hasbi. ALLAHumma Aamiin


Bersambung...

Ditulis di rumah Jakarta, 9 Dzulhijjah 1439  H / 21 Agustus 2018 M

Kamis, 14 Juni 2018

TERIMA KASIH BANYAK YA ALLAH ~ TERIMA KASIH RAMADHAN

بسم الله الرحمن الرحيم 

TERIMA KASIH BANYAK YA ALLAH ~ TERIMA KASIH RAMADHAN

Sebuah Catatan Manhajuddin Zuhudi

*Ditulis pada hari Kamis, 29 Ramadhan 1439 H / 14 Juni 2018 M


TERIMA KASIH BANYAK YA ALLAH

Engkau telah Mengabulkan do'a-do'a yang hamba dan keluarga hamba panjatkan selama ini.

Engkau telah mengkaruniai kami nikmat Iman, Islam, kesehatan, dan usia yang panjang

Sehingga, kami bisa bertemu lagi dengan bulan Ramadhan tercinta tahun 1439 H ini.


TERIMA KASIH BANYAK YA ALLAH

Engkau senantiasa Membimbing hati dan diri ini untuk senantiasa bersyukur kepadaMu

Engkau senantiasa Memberi kami kekuatan jasmani juga rohani kami,

Sehingga, kami dapat memperbanyak ibadah, tilawah, dan kebaikan-kebaikan di bulan ini.


TERIMA KASIH BANYAK YA ALLAH

Atas kasih sayangmu kepada kami, selama bulan Ramadhan penuh berkah dan kebaikan ini

Atas Maha Pemurah-Mu kepada kami, sehingga kami merasa cukup dengan pemberian-Mu

Atas segala kenikmatan yang telah Engkau limpahkan kepada kami di setiap hari kami.


TERIMA KASIH RAMADHAN

Engkau telah datang lagi menemani kami selama satu bulan lamanya bersama kami

Engkau telah mengajarkan kami kesabaran, perjuangan, dan semangat dalam kebaikan

Engkau telah menjadikan kami termotivasi untuk meningkatkan ibadah dan tilawah kami


TERIMA KASIH BANYAK YA ALLAH ~ TERIMA KASIH RAMADHAN

Atas segalanya selama ini. Sungguh, hamba sangat berharap kepadaMu Ya RABB

Tolong senantiasa karuniai kami sekeluarga besar, nikmat usia yang sangat lama 

Nikmat kesehatan, sehingga kami bisa berjumpa lagi dengan bulan RamadhanMu di tahun-

tahun yang akan datang yang semoga kami bisa jauh lebih baik lagi. ALLAHumma Aamiin


Ya ALLAH 

Semoga seluruh amal ibadah dan amal baik kami selama ini, 

khususnya selama bulan Ramadhan 1439 H ini, Engkau terima seluruhnya

Engkau maafkan kami atas segala bentuk kekurangan kami selama ini

Engkau ampuni seluruh dosa dan kelalaian kami selama ini

Serta yang Terpenting tolong jadikanlah kami menjadi hamba-hambaMu yang sukses meraih 

derajat Takwa di sisiMu, senantiasa tetap istiqamah dalam menjaga kualitas dan kuantitas

 ibadah shalat berjama'ah 5 waktu kami

 sehari-hari, shalat Dhuha kami, membaca Al-Qur'an kami, infak dan sedekah kami, shalat tahajjud (qiyaamu al-

Lail), kesabaran, serta menjaga perkataan dan perilaku kami di luar Ramadhan Ya RABB. 

ALLAHumma Aamiin


الحمد لله رب العالمين

~ Semoga Bermanfaat ~